Mari kita tengok sedikit ke belakang. Sinyal Wi-Fi sangat mirip dengan gelombang radio, meski berada pada frekuensi yang berbeda, yakni antara 2,4 hingga 5,8 GHz, bergantung pada standar yang digunakan. Sinyal ini dapat menjalar hingga 1000 kaki (setara dengan 304,8 meter) di ruang terbukua, atau hingga 300 kaki (91,44 meter) di dalam ruangan yang terdapat banyak benda.
Frekuensi antara 2,4 dan 5,8 GHz ini disebut juga dengan ISM (Industrial, Scientific, Medical) Band. FCC (Federal Communication Comission) mengalokasikan frekuensi ini khusus untuk keperluan industri, sains, dan kedokteran. Secara international, frekuensi 2,4 dan 5,8 GHz termasuk ke dalam wilayah bebas lisensi yang dapat digunakan bersama-sama oleh masyarakat.
Untuk menyeragamkan proses koneksi internet nirkabel ini, kelompok kerja 802.11 dari Institute of Electrical dan Electronics Engineers (IEEE) telah membuat beberapa standar. Perbedaan standar dari kelompok kerja ini ditandai dengan huruf tertentu, misalnya 802,11b dan 802,11g, keduanya menggunakan frekuensi 2,4 GHz.
Sekarang, kita beralih pada detektor Wi-Fi. Tugas detektor WiFi adalah menangkap gelombang frekuensi yang digunakan untuk mentransmisi Internet nirkabel. Untuk melaksanakan tugas ini, sebuah antenna didesain untuk menerima sinyal yang tepat.
Seperti antenna pada pesawat radio yang digunakan untuk menangkap frekuensi tertentu (dan bukan, katakanlah, frekuensi yang digunakan oleh polisi untuk berkomunikasi), antenna detektor Wi-Fi, disetel untuk menerima sinyal yang khusus digunakan untuk Internet nirkabel. Kebanyakan detektor Wi-Fi yang sudah ada di pasaran saat ini misalnya, mencantumkan kemampuan mereka dalam menerima sinyal jaringan 802.11 b dan 802.11 g.
Selain antenna, sebuah detektor Wi-Fi memiliki interface untuk menunjukkan kepada Anda sinyal Internet nirkabel yang mereka tangkap. Beberapa di antaranya juga dilengkapi dengan penunjuk kekuatan sinyal yang mereka tangkap. Dengan gadget ini, Anda tidak perlu menyalan notebook untuk mengetahui apakah terdapat sinyal Wi-Fi, dan seberapa kuat sinyal tersebut tertangkap di tempat Anda berdiri.
Frekuensi antara 2,4 dan 5,8 GHz ini disebut juga dengan ISM (Industrial, Scientific, Medical) Band. FCC (Federal Communication Comission) mengalokasikan frekuensi ini khusus untuk keperluan industri, sains, dan kedokteran. Secara international, frekuensi 2,4 dan 5,8 GHz termasuk ke dalam wilayah bebas lisensi yang dapat digunakan bersama-sama oleh masyarakat.
Untuk menyeragamkan proses koneksi internet nirkabel ini, kelompok kerja 802.11 dari Institute of Electrical dan Electronics Engineers (IEEE) telah membuat beberapa standar. Perbedaan standar dari kelompok kerja ini ditandai dengan huruf tertentu, misalnya 802,11b dan 802,11g, keduanya menggunakan frekuensi 2,4 GHz.
Sekarang, kita beralih pada detektor Wi-Fi. Tugas detektor WiFi adalah menangkap gelombang frekuensi yang digunakan untuk mentransmisi Internet nirkabel. Untuk melaksanakan tugas ini, sebuah antenna didesain untuk menerima sinyal yang tepat.
Seperti antenna pada pesawat radio yang digunakan untuk menangkap frekuensi tertentu (dan bukan, katakanlah, frekuensi yang digunakan oleh polisi untuk berkomunikasi), antenna detektor Wi-Fi, disetel untuk menerima sinyal yang khusus digunakan untuk Internet nirkabel. Kebanyakan detektor Wi-Fi yang sudah ada di pasaran saat ini misalnya, mencantumkan kemampuan mereka dalam menerima sinyal jaringan 802.11 b dan 802.11 g.
Selain antenna, sebuah detektor Wi-Fi memiliki interface untuk menunjukkan kepada Anda sinyal Internet nirkabel yang mereka tangkap. Beberapa di antaranya juga dilengkapi dengan penunjuk kekuatan sinyal yang mereka tangkap. Dengan gadget ini, Anda tidak perlu menyalan notebook untuk mengetahui apakah terdapat sinyal Wi-Fi, dan seberapa kuat sinyal tersebut tertangkap di tempat Anda berdiri.
No comments:
Post a Comment