Fasilitas Linux
Artikel sebelumnya : Tutorial dan perangkat lunak untuk melakukan partisi Harddisk anda secara gratis
Boleh diakui, bahwa Linux adalah OS yang paling fleksibel. Linux menyediakan berbagai fasilitas dan fitur yang terkadang tidak bisa ditemui di OS lain. Banyak juga aplikasi Linux yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna Windows. Salah satunya adalah GParted.
Gparted atau Gnome Partition Editor adalah sebuah aplikasi untuk mempartisi dengan menawarkan kemampuan lebih. Meskipun GParted hanya tersedia untuk Linux, bukan berarti tidak bisa dimanfaatkan untuk keperluan partisi Windows. Bahkan Gparted bisa dijalankan dari Live CD sehingga bisa dimanfaatkan untuk melakukan proses edit partisi dari luar OS.
GParted bisa Anda dapatkan dari http://bit.ly/aYnwi6 dalam bentuk file ISO dengan ukuran file 115 MB. Tau kalau Anda sudah memiliki CD installer Ubuntu, maka GParted sudah disertakan di dalamnya. Jadi, Anda tidak perlu men-download file ISO tersebut. Tapi bila Anda menggunakan GParted yang versi ISO, jangan lupa untuk membakar ISO tersebut ke dalam CD.
Sebagai eksperimen, saya akan mencobanya di sebuah harddisk yang masih kosong sama sekali. Saya akan menampilkan dua cara untuk memunculkan GParted, baik yang GParted versi Live CD atau yang dari Installer Ubuntu. Setelah GParted-nya muncul, cara penggunaan keduanya sama saja.
Yang pertama adalah GParted versi Live CD.
1.Masukkan CD-nya, dan booting dari CD. Di jendela pertama yang muncul, pilih GParted Live.
2.Berikutnya di opsi yang muncul, pilih Don’t touch keymap.
3.Lanjutkan dengan pemilihan bahasa, ketik angka dari bahasa yang diinginkan pada pertanyaan Which language do you prefer?. Tekan Enter
4.Lanjutkan lagi dengan memilih opsi Continue to start X.
5.GParted akan langsung dimunculkan.
Sekarang, cara memunculkan GParted yang ada di installer Ubuntu:
1.Masukkan installaer Ubuntu, dan booting dari CD.
2.Di opsi yang muncul, pilih Try Ubuntu.
3.Setelah desktop muncul, klik menu System >Administration > Gparted.
4.Hasilnya tampilan GParted yang ada di Ubuntu tidaklah berbeda dengan tampilan yang ada pada contoh yang ada sekarang.
Untuk selanjutnya, kami akan memanfaatkan GParted yang ada di installer Ubuntu. Aktivitas pertama yang akan kita lakukan, tentu saja bagaimana caranya membuat harddisk menjadi terpartisi:
1.Klik menu Device > Create Partition Table.
2.Pilih msddos, lalu klik Apply.
3.Klik kanan harddisk yang ingin dipartisi, dan pilih New. Harap perhatikan, karena di contoh hanya mengunakan satu harddisk, maka Anda tidak perlu memilih harddisk-nya. Tapi bila Anda menggunakan lebih dari satu harddisk, maka jangan sampai salah memilih harddisk yang ingin dipartisi.
4.Di jendela yang muncul, di bagian New size, tulis kapasitas yang diinginkanuntuk partisi pertama. Pastikan bahwa partisi pertama ini adlaah partisi yang nantinya akan diisi oleh OS. Kenapa? Bila tidak ditaruh di bagian awal partisi, proses loading OS akan lebih lama, karena harddisk akan mencari OS tersebut ke bagian belakang. Tapi kondisi ini tidak mutlak, karena Anda tetap bisa menaruh OS di partisi manapun yang diinginkan.
5.Kemudian di bagian Create as, pilih Primary Partition. Di file systempilih ntfs, jika ingin diisi oleh Windows XP ke atas, atau ext3 jika ingin diisi dengan Linux. Di bagian label tulis nama partisinya sesuka Anda. Klik Add.
6.Untuk sisa partisi yang masih kosong (unallocated), lakukan langkah yang smaa seperti langkah nomor 3 - 5.
7.Kalau semua partisi sudah siap, klik tanda centang berwarna hijau.Di jendela yang muncul, klik Apply.
8.Setelah prosesnya selesai, harddisk pun sudah terpartisi, dan siap digunakan. Mudah sekali, bukan?
Sekarang kita masuk ke kasus kedua, yakni mengubah ukuran partisi. Di contoh saya, harddisk tersebut terbagi menjadi dua (partisi 1 % partisi 2). Skenario kasus kali ini adalah Anda ingin mengubah ukuran partisi kedua menjadi lebih kecil, sebab ingin membuat sebuah partisi baru (partisi 3). Bagaimana caranya?
1.Pertama, jika harddisk tersebut masih dalam keadaan aktif maka klik kanan, dan pilih Unmount.
2.Masih di klik kanan, selanjutnya pilih Resize/Move.
3.Di jendela yang muncul, geser slider-nya ke kapasitas yang Anda inginkan. Area yang berwarna abu-abu adalah area untuk partisi yang baru nanti. Sesuaikan dengan kebutuhkan Anda. Lanjutkan dengan mengklik Resize/Move.
4.Selanjutnya, ikuti lagi langkah yang sama seperti sebelumnya.
Contoh kasus berikutnya adalah saat Anda menyadari bahwa partisi yang disediakan untuk OS (partisi 1) ternyata kurang besar. Sehingga sewaktu ingin menginstal program baru, Windows menyatakan kapasitas harddisknya tidak mencukupi. Padahal partisi yang ada di sebelahnya (partisi 2) masih banyak yang kosong, dan bisa dimanfaatkan. Yan gharus kita lakukan adalah memperbesar partisi 1 dan memperkecil partisi 2.
Beginilah caranya:
1.Target pertama kita adalah memperkecil ukuran partisi 2. Klik kanan partisi 2, dan pilih Resize/Move.
2.Di jendela yang muncul, geser slider-nya ke kapasitas yang Anda inginkan. Geserlah slider yang sebelah kiri, jangan yang kanan, karena posisi partisi 1 ada di sebelah kiri partisi 2. Lanjutkan dengan meng-klik Resize/Move.
3.Berikutnya, klik kanan partisi 1 dan pilih Resize/Move
4.Di jendela yang muncul, geser slider yang sebelah kanan hingga tidak menyisakan lagi area yang berwarna abu-abu. Lanjutkan dengan mengklik Resize/Move
5.Jangan lupa, klik Apply All Operations untuk menyelesaikan semuanya.
Proses seperti ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar, tergantung dari besarnya data yang ada di kedua partisi tersebut. Semakin besar datanya, maka akan semakin lama. Selain itu juga dianjurkan untuk men-efrag dulu kedua partisi yang akan diatur ulang kapasitasnya, dan mem-backup data penting yang ada di dalamnya, walaupun tidak ada data yang hilang atau diformat di dalam melakukan proses ini.
- - - - - - - - - - - - - - - - -- - - -
Primary Partition. Partisi yang dipakai untuk memulai OS. Namun tidak selalu Primary Partition berisi OS. Di dalam sebuah harddisk jumlah maksimum Primary Partition adalah empat.
Ext3. Third Extended Filesystem, merupakan file system terjournal yang banyak diguankans ebagai default file system Linux. File system ext3 pertama kali diperkenal oleh Stephen Tweedie pada saat dia terlihat pada proyek ext2 di mailing list kernel pada Februari 1999. File system ini kemudian dimasukkan ke dalam kernel Linux 2.4.15 pada November 2001. Sebagai kelanjutan dari proyek ext3, saat ini telah diperkenalkan proyek ext4 oleh Theodore Ts’o pada 28 Juni 2006
Live CD. Sebuah CD yang bisa menjalankan (biasanya) beberapa distribusi Linux lengkap dari drive CD ROM tanpa perlu menginstalnya ke hard disk terlebih dahulu. Pada awalnya, Live CD digunakan untuk melakukan pengujian sistem operasi yang bersifat open source seperti GNU/Linux, FreeBSD, OpenBSD, Net BSD, ReactOS dan BeOS. Selain digunakan untuk melakukan pengujian, dapat juga digunakan untuk melakukan troubleshooting terhadap sistem operasi yang bermasalah. Salah satu peolopor LiveCD berbasis system operasi ini adalah Knoppix, sebuah distro yang dirilis oleh Klau Knopper berbasis Debian GNU/Linux.
No comments:
Post a Comment