Gejala di Masyarakat
.
Internet sebagai media informasi dan aplikasi kurang bisa dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Internet yang mulai masuk Indonesia pada akhir tahun 90-an mampu mengubah wajah penggunaan internet masa sekarang.
Dulu urutan pertama di Alexa.com adalah Google atau Yahoo, namun saat ini Facebook. Gejala Ini menunjukkan arti bahwa masyarakat Indonesia mulai butuh aktualisasi bukan hanya mengkonsumsi informasi, Tahun 2010, Indonesia berada di posisi ke-13 di dunia dalam jumlah penggunaan internet, sebelum Spanyol. RI juga di bawah Korea Selatan, Iran dan Italia. Sedangkan China, Amerika Serikat dan Jepang berada di puncak.
Dunia itu datar dan internet sejak tahun 1990 telah mengubah wajah dunia dengan menggeser peradaban. Jadi siapapun yang menguasai internet sebagai media aplikasi dan informasi maka dia akan menjadi pemimpin dunia. Orang terkaya di dunia adalah figur tokoh teknologi informasi. Bill Gates memiliki total kekayaan US$46,5 miliar, Warren Buffet sebesar US$44 miliar, Paul Allen US$ 21 miliar dan Larry Ellison US$18,4 miliar.
Internet bagi orang Indonesia penggunaannya masih terbatas. Hasil penelitiannya berdasarkan skala prioritas adalah jejaring sosial, Googling, baca berita, mendownload software & lagu bajakan, bermain game, akses pornografi dan cara cepat menjadi kaya (Money Piramid & MLM).
Penetrasi internet Indonesia sebesar 2,5% dengan jumlah pengguna internet 30 juta orang. Sayang sekali dalam situs Alexa, urutan 1 hingga 100 di Indonesia tidak ada satu pun situs pendidikan. Dari 500 pengembang layanan dan aplikasi internet yang tersedia di Indonesia hanya 70 buah yang benar-benar aktif berkontribusi. Hal tersebut memperlihatkan bahwa Indonesia kurang cerdas dalam mengembangkan kemampuannya, sehingga pengembang dan penyedia layanan internet harusnya bisa lebih tepat beraktualisasi.
Orang Indonesia banyak yang pintar tetapi kurang wadah, bayangkan Indonesia berada di posisi keempat dalam rangking teratas. Seharusnya pemerintah bisa memanfaatkan mereka, Indonesia hanya mampu menyumbang pengembang aplikasi konten profesional dunia sebesar 0,5%, persentase hasil yang cukup jauh bila dibandingkan dengan Amerika Serikat (18,5%) dan India (10,5%), dengan total jumlah pengembang dunia sebanyak 13,5 juta orang
No comments:
Post a Comment